Seperti dilansir Autocar India, Rabu (3/6/2015), Speth menegaskan jika pabrikan di Negeri Tirai Bambu itu ingin menciptakan sesuatu sudah semestinya menggunakan keahlian dan kreatifitas sendiri. Bukan menjiplak.
Mereka juga sudah semestinya menghormati dan menghargai karya dan upaya orang lain. Bukan semena-mena mengabaikan etika.
Speth mengaku setelah jiplakan Range Rover Evoque itu dipajang di Guangzhoum dirinya langsung mengadukan aksi penjiplakan itu kepada pejabat pemerintah setempat. Namun, bukannya ditindaklanjuti, keluhan itu justru ditolak. Bahkan, pemerintah malah memberi lampu hijau kepada Jiangliang untuk memproduksi SUV hasil tiruan itu.
"Tiongkok, saya kira memiliki kreatifitas dan kemampuan rekayasa yang tinggi untuk membuat sesuatu, dan tidak harus kembali lagi ke waktu saat menyalin (produk milik pihak lain),” papar Speth saat berada di India.
Namun, Speth tak bisa berbuat apa-apa. Soalnya, di negara itu tak ada undang-undang yang mengharamkan aksi menjiplak produk milik orang lain.
Satu-satunya harapannya, adalah menghimbau konsumen di Tiongkok untuk tidak membeli mobil hasil tiruan produk lain. “Saya berharap konsumen di Tiongkok suatu saat nanti bmeisa lihat perbedaan dan memilih produk yang nyata dan bukan suatu hasil tiruan. Kami berharap mereka menghasilkan proses aturan sendiri, sehingga bisa menghindarkan produk hasil copy paste,” ucapnya.
(arf/arf)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at http://ift.tt/jcXqJW.
Berita Lainnya Harian Bingo
0 comments:
Post a Comment