Kotoran Kucing Munculkan Gangguan Perilaku? Ini Penjelasannya

Posted By Sendal on Saturday, March 26, 2016 | Saturday, March 26, 2016

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian terbaru menemukan parasit toxoplasma gondii dapat menyebabkan seseorang memiliki gangguan perilaku sehingga mudah marah dan meledak-ledak. Parasit ini biasa ditemukan pada kotoran kucing serta daging yang tidak matang.

Kepala peneliti Emil Coccaro mengatakan bahwa penelitian yang ia lakukan menunjukkan bahwa sebagian besar peserta penelitian yang terdiagnosa menderita gangguan perilaku intermittent explosive disorder (IED) juga memiliki parasit toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit bernama toxoplasmosis pada manusia. Penyakit ini yang kemudian dapat memengaruhi seseorang untuk mengalami gangguan perilaku IED.

"Ketika menemukan seseorang dengan masalah agresi, cobalh memeriksanya apakah ada toxoplasmosis pada orang tersebut," jelas Coccaro.

Kepala Departemen Psikiatri dan Neurosains Perilaku dari University of Chocago ini mengatakan bahwa sikap kemarahan yang meledak-ledak bukan hanya sekadar masalah karakter atau perilaku yang buruk. Sebaliknya, Coccaro mengatakan orang tersebut memiliki satu kondisi yang mengambil alih kontrol kemarahan mereka.

Meski begitu, Coccaro menggarisbawahi bahwa penelitian yang ia lakukan bukan sebuah percobaan klinis. Oleh karena itu, hasil dari penelitian yang ia lakukan tidak serta-merta memperlihatkan sebab-akibat dari toxsoplasmosis dan gangguan perilaku secara langsung. Meski begitu, Coccaro dan para koleganya mencurigai bahwa toxoplasmosis ada di balik beberapa kasus IED.

Dalam penelitian tersebut, Coccaro dan timnya melibatkan 358 orang dewasa yang terbagi ke dalam tiga grup. Grup pertama merupakan peserta dengan IED, kelompok kedua merupakan peserta dengan gangguan psikiatrik selain IED, dan kelompok ketiga merupakan pesrta tanpa gangguan mental sebagai kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22 persen dari peserta dengan IED juga terbukti positif terpapar toxoplasmosis. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa 16 persen dari kelompok kedua positif terhadap toxoplasmosis. Pada kelompok ketiga, tim peneliti menemukan sembilan persen peserta yang positif toxoplasmosis.

Dari penelitian, tim peneliti juga menemukan bahwa peserta yang terbukti positif toxoplasmosis juga memiliki tingkat kemarahan dan agresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang negatif toxoplasmosis. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa toxoplasmosis dapat memengaruhi suasana hati dan agresi seseorang.

Salah satu kemungkinan cara toxiplasmosis memengaruhi perilaku seseorang ialah dengan menginfeksi bagian otak yang mengontrol regulasi emosi. Cara lain yang memungkinkan toxoplasmosis memengaruhi perilaku seseorang ialah dengan mengubah susunan kimia pada otak.

"Kami belum memastikan yang mana, tapi kedua cara itu merupakan kemungkinan utama," terang Coccaro.

Coccaro menjelaskan, pada dasarnya toxoplasmsis merupakan infeksi parasit yang cenderung tidak membahayakan. Sepertiga dari seluruh manusia bahkan pernah terinfeksi oleh toxoplasma gondii

Hanya saja, infeksi ini dapat membahayakan bagi bayi yang baru lahir dan orang dengan kondisi kekebalan tubuh yang buruk. Pada kedua kelompok tersebut, toxoplasmosis dapat menyebabkan kerusakan pada otak, mata dan organ lainnya. 



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed


Berita Lainnya Harian Bingo
Blog, Updated at: Saturday, March 26, 2016

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts