Sejuta Pengguna RI Bocor, Facebook Lepas Tangan?

Posted By Sendal on Thursday, April 05, 2018 | Thursday, April 05, 2018

https://ift.tt/2uUep9w
Jakarta - Indonesia berada urutan teratas kebocoran data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica. Tercatat, pada laporan terbaru dari 87 juta pengguna, 1.096.666 atau 1,3% diantaranya dari Indonesia.

Lantas, bagaimana tanggung jawab Facebook mengenai kebocoran data ini, khususnya bagi penggunanya yang ada di Indonesia. Pertanyaan itu kemudian dijawab oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari.

Sayangnya, apa yang dilakukan Facebook ini terhadap penggunanya yang menjadi korban kebocoran data ternyata sekadar pemberitahuan kepada pengguna yang terkena dampaknya.


"Pertanggungjawaban dari kami untuk satu juta (pengguna Indonesia) itu, gini, tujuan Facebook itu untuk memberikan rasa aman seluruh user kami, bukan hanya di Indonesia saja," ujar Ruben di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

"Pertanggungjawaban kami, untuk satu juta (pengguna Indonesia) itu, seperti yang sudah disampaikan oleh CEO (Mark Zuckerberg), kami akan menginformasikan seluruh pengguna Facebook yang kena dampaknya dari Cambridge Analytica, kami informasikan," kata Ruben menambahkan.

Dengan demikian, apabila ada pengguna Facebook di Indonesia menerima informasi langsung dari media sosial terpopuler sejagat ini, maka Anda sudah menjadi korban.

"Jadi, kalau teman-teman yang belum menerima apapun, ya Alhamdulillah kalian belum kena dampaknya. Notifikasi lewat Facebook," ucap Ruben.

Diberitakan sebelumnya, dari laporan terbaru, nyatanya data Facebook yang bocor itu lebih buruk dari sebelumnya, yakni bukan 50 juta, melainkan sampai 87 juta pengguna. Bahkan sekitar sejuta di antaranya ada dari Indonesia.


Chief Technology Officer Facebook Indonesia Mike Schroepfer, mengungkapkan perusahaannya telah berbagi data hingga 87 juta dengan perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica. Dari jumlah tersebut, sebagian besar pengguna yang terkena dampak berada di Amerika Serikat.

Tapi paling mengejutkan, dari data yang disajikan Chroepfer, ada nama Indonesia di daftar negara yang data penggunanya dibagi ke Cambridge Analytica. Jumlahnya cukup banyak, yakni 1.096.666 atau sekitar 1,3% dari total jumlahnya. Angka tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Filipina. (agt/asj)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/2q7y6G7
via Harian Bingo
Blog, Updated at: Thursday, April 05, 2018

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts