Jakarta - Ada yang berbeda dengan game Call of Duty terbaru di tahun ini yang disebut hadir tanpa mode permainan single-campaign. Developer Treyarch pun punya alasan tersendiri mengapa Call of Duty: Black Ops 4 lebih fokus pada multiplayer.
Meski fokus pada multiplayer, gamer yang ingin bermain solo di Black Ops 4 bisa memainkan mode Zombie dengan bot AI. Atau mereka juga bisa mengambil bagian di single-player challenge missions. Namun, sebagian besar fokus Black Ops 4 adalah multiplayer.
Dan Bunting, co-Head Treyarch Studio mengatakan bahwa hal tersebut sudah direncanakan sejak awal. "Ketika kami menentukan untuk membuat game ini, kami tak pernah memulai dengan ide akan membuat campaign tradisional," ujarnya dikutip detikINET dari Polygon, Senin (21/5/2018).
"Itu bukan bagian dari rencana kami. kami memulai dari tempat dimana kami akan membuat game yang bisa dimainkan bersama teman-teman. Itulah misi kami sedari hari pertama," tambahnya.
Foto: istimewa
|
Tentu saja diakuin Bunting ini menjadi tantangan tersendiri karena harus menentang apa yang selama ini sudha menjadi tradisi. Namun, lanjutnya, memang sesuatu yang berani, gila, dan inovatif terkadang berhasil. Tapi, ada juga yang tidak berhasil.
Ia pun menjelaskan mengapa pada akhirnya Treyarch memutuskan untuk menghapus mode campaign, fitur yang selama ini sering dilihar sebagai pilar inti dari waralaba Call of Duty.
"Jika Anda melihat seri Black Ips dan bagaimana pemain berinteraksi dengannya, bagaimana pemain kami terlibat dengan game--perubahan di industri sekitar kami menjadi bagian besar dari itu--itu menjadi lebih menawarkan pengalaman sosial," tuturnya.
"Tenty saja kami punya waralaba Zombie dengan Black Ops dan ketika Anda melihat berapa mereka berinteraksi dengan game kami, apakah itu dalam game itu sendiri, online, forum, streamer, YouTuber..Semua orang berinteraksi sebagai komunitas dan itu adalah fenomena yang sangat besar," tambahnya.
Menurut Bunting, dalam beberapa dekade, ia melihat bagaimana orang bermain Call of Duty, terutama berapa banyak dari mereka yang bermain multiplayer online. Menurutnya terjadi perubahan di sana.
Ketika pihaknya memulai multiplayer di dalam waralaba Call of Duty, 10% dari populasi bermain multiplayer. Berlanjut ke tahun 2015 atau 2016, 90% dari gamer-nya bermain multiplayer.
"Jika Anda melihatnya melalui kacamata itu dan mencoba memberikan lebih banyak untuk pemain Anda, dan bagaimana Anda bermain game, itu adalah keputusan yang sangat mudah. Saya sadar itu juga merupakan keputusan yang menantang karena alasan lain. Tetapi kita tidak pernah menjadi orang yang menghindar dari tantangan," pungkasnya. (mag/asj)
from inet.detik https://ift.tt/2rXgfSk
via Harian Bingo
0 comments:
Post a Comment