Benarkah Produk Probiotik Sebaik yang Dijanjikan?

Posted By Sendal on Monday, May 16, 2016 | Monday, May 16, 2016

REPUBLIKA.CO.ID, Bakteri baik memang dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Akan tetapi, ternyata tidak semua makanan yang mengandung bakteri baik, diproses secara seimbang.

Probiotik merupakan salah satu bakteri baik atau mikroorganisme hidup yang kerap digunakan produsen makanan untuk menunjukkan bahwa makanan mereka baik untuk kesehatan.  Label 'probiotik' dapat dengan mudah ditemukan di berbagai produk makanan mulai dari yogurt, kefir hingga kimchi.

Meski merupakan mikroorganisme hidup, probiotik tidak membahayakan tubuh. Sebaliknya, probiotik memiliki banyak manfaat yang dapat menunjang kesehatan tubuh. Beberapa di antaranya, probiotik dapat menstimulasi sistem kekebalan tubuh, melancarkan pencernaan, hingga menghambat pertumbuhan bakteri jahat yang berpotensi menyebabkan infeksi.

Di samping itu, probiotik juga dapat membantu tubuh memproduksi nutrisi kunci seperti vitamin B dan folat. Probiotik juga dapat meringankan diare dan sembelit, mengurangi durasi demam, membantu penutunan berat badan serta menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tubuh.

Seluruh kebaikan probiotik tersebut telah dibuktikan dalam 20 tahun terakhir melalui lebih dari 6 ribu penelitian. Meski begitu, hingga saat ini para peneliti masih belum menemukan mana jenis probiotik yang dapat dikonsumsi dan memberikan manfaat terbanyak bagi tubuh.

Produk fermentesi yang mengandung probiotik alami misalnya, sudah ada lebih dari 7 ribu tahun lalu. Banyak macam makanan fermentasi seperti fermentasi susu (kefir), roti, daging, hingga sayuran yang diasamkan (pickled vegetable). Dari makanan-makanan tersebut, masih belum diketahui mana yang terbaik.

Saat ini, produk makanan berprobiotik semakin menjamur di rak-rak swalayan. Probiotik tak lagi hanya ditemukan di makanan-makanan yang diproses secara alami tetapi juga pada makanan olahan beku seperti burrito beku. Label probiotik pun mudah ditemukan pada bubuk protein, kopi hingga suplemen.

Tren label produk makanan berprobiotik ini cukup disayangkan oleh associate professor dari Department of Medicinal Chemistry di University of Washington, Lynne V. McFarland. Pasalnya, belum ada kontrol kualitas terhadap keefektifan pada strain probiotik yang terdapat dalam banyak produk makanan di swalayan.

Oleh karena itu, produk-produk berlabel probiotik memiliki potensi besar tidak mengandung probiotik. Atau, sekalipun produk tersebut mengandung probiotik, mikroorganisme hidup tersebut tidak terlalu aktif.

"Ketika makanan dipasteurisasi, seperti dengan yogurt atau dipanggang, probiotik dapat mati karena panas," jelas associate proffesor dari Food Science and Human Nutrition di Universityof Florida, Wendy J. Dahl, PhD seperti dilansir The Huffington Post.

Berdasarkan hal tersebut, Dahl dan para ahli lain kerap menyarankan agar konsumen memilih merek produk yang secara transparan memberikan informasi terkait strain probiotik yang terkandung di dalam produk mereka. Pasalnya, diperlukan upaya cukup besar untuk bisa mempertahankan probiotik tetep hidup di dalam produk olahan.

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghasilkan makanan olahan berprobiotik, lanjut Dahl, ialah dengan menambahkan probiotik setelah proses pemanasan makanan selesai dilakukan. Cara ini yang mungkin dilakukan untuk membuat probiotik 'hadir' dalam makanan olahan seperti burrito beku.

"(Probiotik) bisa ditambahkan kembali setelah proses pemanasan," jelas Dahl.

(baca: Sering Kesemutan? Waspadai 5 Ancaman Kesehatan Ini)



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed


Berita Lainnya Harian Bingo
Blog, Updated at: Monday, May 16, 2016

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts