Kecepatan Berjalan Anak Tentukan Kekuatan Tulangnya Kelak

Posted By Sendal on Monday, May 16, 2016 | Monday, May 16, 2016

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian Inggris terbaru menunjukkan bahwa kecepatan anak untuk mulai berjalan, berlari dan melompat memiliki kaitan dengan kekuatan tulangnya di masa depan. Anak yang dapat berjalan, berlari dan melompat lebih awal cenderung akan memiliki tulang yang lebih kuat di masa depan.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Manchester Metropolitan University dan University of Bristol ini melibatkan data dari 2.327 peserta penelitian. Dari data tersebut, tim peneliti memantau beberapa aspek seperti pergerakan peserta ketika berusia 18 bulan, kemudian ukuran, bentuk dan kepadatan mineral pada tulang pinggul dan tulang kering mereka ketika menginjak usia 17 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara kemampuan bergerak seperti berjalan, berlari serta melompat pada anak berusia 18 bulan dengan kondisi tulang yang lebih kuat ketika mereka beranjak remaja. Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa keterkaitan tersebut lebih kuat ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan. Hal itu mengindikasikan bahwa kemampuan bergerak lebih cepat tidak memiliki banyak peran dalam perkembangan tulang perempuan.

Dari kedua temuan tersebut, penelitian tersebut dapat menjadi dukungan bagi penelitian serupa sebelumnya, di mana ditemukan adanya hubungan antara kegiatan fisik dan perkembangan tulang. Pada penelitian sebelumnya tersebut, diketahui bahwa pengaruh aktivitas fisik dan olahraga pada kekuatan tulang lebih terlihat pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Tim peneliti mengungkapkan bahwa bayi yang mulai berjalan lebih cepat umumnya dapat memiliki massa tulang pinggul yang lebih tinggijika dibandingkan dengan bayi yang masih merangkak di usia 15 bulan. Ketika tumbuh menjadi remaja, massa tulang pada bayi yang lebih cepat berjalan bisa lebih tinggi sekitar 40 persen.

Peneliti-peneliti tersebut meyakini bahwa peningkatakan kekuatan tulang ketika beranjak dewasa ini dapat disebabkan oleh tekanan yang diberikan kepada tulang saat mereka masih bayi dan balita. Tulang berekasi terhadap tekanan dari aktivitas berjalan hingga melompat yang dilakukan oleh bayi dengan cara menjadi lebih lebar dan lebih tebal. Oleh karena itu, ketika bayi tersebut beranjak remaja tulang mereka menjadi lebih kuat

Teori lainnya, tim peneliti melihat bahwa balita yang bergerak cukup banyak secara alami juga akan menjadi lebih aktif secara fisik di kemudian hari. Temuan ini pun dapat menjadi acuan untuk mengukur risiko munculnya osteoporosis atau keretakan tulang di masa depan.

"Yang lebih penting, hasil penelitian ini dapat memiliki implikasi di masa depan dengan menolong para praktisi medis untuk mengantisipasi dan mendeteksi mereka yang memiliki risiko lebih besar terhadap osteoporosis dan keretakan tulang," jelas Kepala Peneliti Dr. Alex Ireland seperti dilansir The Malay Mail Online.

(baca: Sissy Priscilla Putar Otak Dukung Potensi Anaknya)



Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed


Berita Lainnya Harian Bingo
Blog, Updated at: Monday, May 16, 2016

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts