Ini Hasil Pertemuan Facebook-Menkominfo Soal Kebocoran Data

Posted By Sendal on Thursday, April 05, 2018 | Thursday, April 05, 2018

https://ift.tt/2JkAX6F
Jakarta - Perwakilan Facebook Indonesia memenuhi panggilan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, terkait laporan terbaru yang mengatakan ada satu jutaan data pengguna Facebook Indonesia yang disalahgunakan.

Perwakilan yang dimaksud adalah Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hattari. Dalam pertemuan tersebut, Hattari bertemu dengan Menkominfo Rudiantara dan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.

Dalam pertemuan ini dihasilkan empat poin, yaitu Facebook harus mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia, koordinasi dengan polisi menyangkut penyalahgunaan data pribadi, melakukan shutdown aplikasi kuis serupa Cambridge Analytica, dan meminta masyarakat untuk 'puasa' aktivitas di media sosial.

"Datanya untuk dipakai apa, itu menunggu hasil audit dari Facebook. Saya minta hasil auditnya segera," ujar Rudiantara di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (4/4/2018).

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Ruben mengatakan Facebook terus berupaya untuk melakukan audit tersebut. Terlebih, koordinasi dengan kantor pusat Facebook yang berada di Menlo Park, Amerika Serikat.

"Kapan bisa mengetahui? ya kita terus melakukan audit, kita terus koordinasi dengan Facebook headquarter. Kita selalu membuka communication channel ke pemerintah. Dari 10 hari yang lalu, saya update terus ke Pak Rudiantara tentang Cambridge Analytica," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, dari laporan terbaru, nyatanya data Facebook yang bocor lebih buruk dari sebelumnya, yakni bukan 50 juta, melainkan sampai 87 juta pengguna. Bahkan sekitar sejuta di antaranya ada dari Indonesia.

Chief Technology Officer Facebook Indonesia Mike Schroepfer, mengungkapkan perusahaannya telah berbagi data hingga 87 juta dengan perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica. Dari jumlah tersebut, sebagian besar pengguna yang terkena dampak berada di Amerika Serikat.

Tapi paling mengejutkan, dari data yang disajikan Chroepfer, ada nama Indonesia di daftar negara yang data penggunanya dibagi ke Cambridge Analytica. Jumlahnya cukup banyak, yakni 1.096.666 atau sekitar 1,3% dari total jumlahnya. Angka tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Filipina. (agt/afr)

Let's block ads! (Why?)



from inet.detik https://ift.tt/2q6CvbG
via Harian Bingo
Blog, Updated at: Thursday, April 05, 2018

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts