Jakarta - Asian Electronic Sports Federation (AESF), bersama Olympic Council of Asia (OCA) dan Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) resmi memilih enam game yang akan dipertandingkan dalam eksibisi Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Agustus nanti.
Adapun enam game yang dipertandingkan adalah League of Legends (LoL), Pro Evolution Soccer (PES) 2018, Arena of Valor (AoV), StarCraft 2, Heartstone, dan Clash Royale. Nah, dari enam game yang dipertandingkan tadi, nama Dota (Defense of the Ancients) 2 tidak masuk dalam hitungan.
Padahal sebagaimana diketahui game besutan Valve ini memiliki banyak penggemar di Indonesia. Andrew Tobias salah satu pengamat dan penggiat komunitas Dota 2 di Indonesia mengaku cukup kaget dan sedikit kecewa mendengar bahwa Dota 2 tak terlihlih menjadi eksibisi di Asian Games 2018.
"Kecewa sedikit ada, tapi sedikit saja tidak banyak. Karena dilihat dari sisi penyelenggaraan Asian Games eksibisi game yang pertama kali diadakan di Indonesia," ujar Andrew berbincang dengan detikINET via WhatsApp, Jumat (18/5/2018).
 Deretan game yang dipertandingkan di Asian Games 2018. Foto: istimewa |
Menurutnya, bila dilihat dari sisi kuantitas, penggemar Dota 2 disebut pasti jauh lebih banyak dari LoL. "Untuk di Indonesianya saja, terlepas dari negara-negara lain," katanya.
"Kalau mau mengikuti penggemar dan penikmat epsorts di Indonesia pasti ya otomatis harusnya Dota 2. Tapi di sini juga mau gimana pun LoL punya kans yang cukup besar untuk menang. Meskipun penikmatnya sedikit," katanya lagi.
Kans di sini maksud Andrew adalah paling tidak ada tim LoL yang berprestasi cukup kuat di Indonesia, seperti Bigetron atau Head Hunters. Terakhir ia mengatakan apapun daftar disiplin game yang sudah dibuat, ia pasti akan mendukung dukung penuh penyelenggaraan eksibisi esports Asian Games 2018 di Indonesia.
Sementara itu Tribekti Nasima yang juga penggiat komunitas Dota 2 di Indonesia dalam kesempatan terpisah turut memberikan pandangan mengapa game Dota 2 tak terpilih. Ia yakin jika proses di belakang layar juga sudah melalui pertimbangan yang dalam.
"Sebaiknya dari komunitas coba ambil pandangan yang lebih menyeluruh, tidak spesifik ke satu pilihan game saja. Dari situ mungkin akan dapat pemahaman mengapa game A dipilih dibanding game B, dan sebagainya," jelasnya.
Menurutnya jika membandingkan antar game maka tidak akan ada habisnya, karena game merupakan hal memiliki banyak sekali faktor untuk penerimaan di pasar.
"Jadi, bukan berarti game sepi di satu pasar adalah game yang jelek. Dan bukan berarti game yang sukses di berbagai market merupakan game yg otomatis bisa masuk ke semua market juga," pungkasnya. (mag/mag)
from inet.detik https://ift.tt/2GsO2IB
via Harian Bingo
0 comments:
Post a Comment