Pakar Terangkan Terapi Chiropractic tak Harus Berbunyi 'Krek'

Posted By Sendal on Tuesday, January 12, 2016 | Tuesday, January 12, 2016

REPUBLIKA.CO.ID, Dokter yang juga seorang Chiropractor, Dr Tinah Tan, mengungkapkan bahwa pedoman tata laksana chiropractic atau prosedur pemeriksaan chiropractic itu tertulis, bukan cuma tekuk sana dan sini. Terapi chiropractic itu juga tidak bisa dilakukan lima sampai 10 menit saja seperti informasi yang beredar saat ini.

“Mereka hanya melihat sepenggal saja. Namun, faktanya untuk terapi chiropractic membutuhkan waktu minimal 40 menit bagi pasien baru. Sedangkan pasien lama sekitar 20 menit,” ujarnya kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Dalam kasus Allya kabarnya hanya dilakukan terapi selama lima sampai 10 menit, selesai. Padahal chiropractic bukan seperti itu. Harus ada analisa dan pemeriksaan. Allya juga diduga tewas setelah menjalani terapi chiropractic yang membuat tubuhnya digemeretakkan hingga berbunyi 'krek'.

Ia menjelaskan tugas seorang chiropraktor melakukan anamnesa, apa yang menjadi keluhan pasien, melakukan pemeriksaan dan menegakkan diagnosa. “Setelah diagnosa ditegakkan akan dibuatkan penanganan untuk pasien tersebut,” jelasnya.

Pemeriksaan yang dilakukan ada beberapa. Pertama, pemeriksaan fisik postur tubuh dan analisa gerak, rentang gerak persendian tulang belakang, palpasi statis dan dinamis, dilanjutkan dengan pemeriksaan syaraf untuk sensori, motorik dan refleks.

(baca: Praktik Chiropractic Dipandang tak Sejalan Ilmu Kedokteran)

Kedua, dilanjutkan pemeriksaan radiograpi. Untuk melihat struktur tulang belakang leher, dari tampak depan dan obligue akan terlihat lubang jalan keluar saraf (IVF) dan tingginya bantalan tulang yang dikenal dengan disc.

“Beberapa kasus sakit dileher bisa disebabkan karena adanya bentuk tulang yang anomalies (bawaan) sehingga tidak semua sakit dileher dimasukkan kedalam kategori syaraf terjepit,” ujarnya.

Ketiga, dilakukan pemeriksaan lanjutan tergantung keluhan pasien. Misalnya pemeriksaan MRI untuk melihat lebih detail struktur otot, tulang dan syaraf. Pemeriksaan EMG untuk memastikan bahwa kekuatan otot yang dipersarafi oleh syaraf yang terjepit masih dalam batas normal.

Lalu bagaimana terapinya? Menurutnya terapi akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Pasien yang baru akan dimulai dengan terapi yang ringan, seringkali penyebab sakit atau kaku pada persendian disebabkan oleh gangguan otot, biasanya yang diterapi pertama kali adalah ototnya.

Bila setelah terapi pertama pasien tidak merasa sakit atau mungkin sudah ada rasa perbaikan maka terapi akan ditambahkan dengan melakukan peng-koreksian pada persendian. Sebelum dilakukan koreksi persendian pasien akan diminta untuk melakukan pemeriksaan x-ray.

“Pengkoreksian pada persendian tidak selalu dengan bunyi (krek). Persendian dapat digerakan secara manual, dengan bantuan alat chiropraksi atau pun dengan cara peregangan,” jelasnya.




Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed


Berita Lainnya Harian Bingo
Blog, Updated at: Tuesday, January 12, 2016

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts